2 Desain Arsitektur Yang Ramah Lingkungan
Nama : ABDUL AZIZ
Kelas : 2TB02
NPM : 20317013
1. Desain Ruang Makan Outdoor Dengan Material Bambu
Menurut saya Penentuan sebuah material merupakan suatu hal yang sangat menentukan apakah desain tersebut ramah lingkungan atau sebaliknya. Dari beberapa blog yang saya baca ada beberapa kriteria khusus dimana suatu material yang digunakan itu bisa menjadi ramah lingkungan. Diantaranya seperti :
pembuatan material tersebut tidak mencemarkan alam, seperti mengeluarkan gas beracun atau zat zat yang berbahaya bagi lingkungan dalam proses produksinya
lalu material tersebut mudah didapatkan di lingkungan sekitar, karena jika material tersebut di impor / di angkut dari tempat yang jauh, tentu akan memerlukan sebuah bahan bakar yang cukup banyak (tergantung pada jaraknya). Kita harus sebisa mungin menghemat penggunaan bahan bakar
Jika dilihat dari 2 kriteria di atas Bambu dapat digolongkan menjadi material yang ramah lingkungan. Bambu berkembang biak secara alami (tunas) sehingga tidak mencemarkan alam. Lalu di Indonesia dengan kekayaan alamnya yang melimpah, kita akan mudah menemukan bambu sehingga tidak membutuhkan bahan bakar yang besar untuk mengangkut bambu bambu tersebut dari suatu tempat ke tempat lainnya.
Dilihat dari proses produksinya, bambu dapat diproduksi secara alami (Natural Material) dan kalau tidak salah ada juga bambu yang setelah panen diolah di pabrik. bambu sendiri dapat dipanen dalam 3 tahun. lebih efektif jika dibandingkan dengan kayu yang kurang lebih memakan waktu 10 tahun untuk dipanen.
Jadi menurut saya lebih baik kita menggunakan material bambu untuk memberikan kesan alamiah dibandingkan dengan kayu biasa seperti jati, karena kayu biasa membutuhkan waktu panen yang berselisih 7 tahun dengan bambu.
2. Menggunakan Atap Hijau
Salah satu sekolah seni di Singapura yang bernama “School of Art Design and Media” tidak menggunakan material genteng sebagai atap, melainkan menggunakan rumput sebagai pengganti tanah liat sehingga menciptakan sebuah desain yang menarik dan unik.
Penggunaan atap hijau ini menurut saya sebuah desain yang ramah lingkungan karena tumbuhan memiliki potensi yang besar untuk mengurangi polusi / pencemaran udara, tumbuhan juga dapat menjadi tempat hidup bagi keanekaragaman hayati.
Atap dari rumput ini juga dapat menyerap air hujan sehingga menciptakan lingungan yang sejuk dan lembab, kondisi ini juga dapat mengurangi penggunaan mesin pendingin (AC) yang dapat melepaskan gas CFC sehingga dapat melubangi lapisan ozon.