REVITALIASI KAWASAN KOTA TUA AMPENAN
Bangsa indonesia adalah bangsa yang kaya akan sejarah dan budaya. Tentu tidak sedikit bangunan bersejarah yang menyimpan cerita-cerita penting dan tersebar di seluruh penjuru indonesia. Bahkan hampir di setiap daerah mempunyai bangunan bersejarah yang dijadikan sebagai identitas dari daerah tersebut.
Bangunan tua kota tua ampenan terletak di perbatesan selat lombok-selat yang memisahkan pulau lombok dan pulau bali, bangunan tua kota tua mapenan merupakan daerah pesisir dermaga yang didominasi oleh pemandangan bangunan-bangunan tua peninggalan dari masa kolonial belanda, bangunan tua ini merupakan potensi terbesar di kota mataram khususnya kecamatan ampenan, karena merupakan aset wisata sejarah kota tua ampenan. Bangunan tua dikota tua ini merupakan bangunan yang harus dijaga dan dilestarikan karena letaknya berada dipusat kota kecamatan ampenan, karena apabila tidak di perhatikan dan tidak di manfaatkan bangunan ini akan memberi nilai yang tidak baik, baik fisik maupun lingkungan
SEJARAH SINGKAT
Ampenan adalah sebuah kecamatan di kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Daerah ini dahulunya merupakan pusat kota di Pulau Lombok. Di sebelah barat berbatasan dengan Selat Lombok (laut yang menghubungkan Pulau Lombok dengan Pulau Bali). Di kecamatan ini terdapat peninggalan kota tua karena dahulunya merupakan pelabuhan utama daerah Lombok.
Terdapat banyak kampung yang merupakan perwujudan dari berbagai suku bangsa di Indonesia diantaranya Kampung Tionghoa, Kampung Bugis, Kampung Melayu, Kampung Banjar, Kampung Arab, Kampung Bali dll, sehingga masyarakat yang ada di sini bersifat heterogen dan rukun. Sementara itu, Banyak sumber mengatakan bahwa istilah Ampenan berasal dari Kata Ampen - Benang, yang berarti tempat/alat pancing, merujuk pada istilah itu, tak heran jika memang dahulu kala Ampenan dikenal sebagai daerah pantai yang memiliki potensi perikanan yang cukup besar, sehingga kemudian dijadikan Pelabuhan Utama di Daerah Lombok.
GAMBARAN UMUM
Kecamatan Ampenan adalah salah satu dari 6 Kecamatan yang ada di Kota Mataram, dan merupakan Kecamatan tertua sebelum mengingat daerah ini dahulunya merupakan pusat kota di Pulau Lombok. Di sebelah barat berbatasan dengan Selat Lombok. Dan di kecamatan ini terdapat peninggalan kota tua karena dahulunya merupakan pelabuhan utama daerah Lombok.
KONDISI SEBELUM DI REVITALISASI
Deretan bangunan tua bergaya art deco masih berdiri tegak. Sementara di bibir pantai nampak sisa-sisa tiang pancang bekas sebuah pelabuhan peninggalan pemerintah kolonial Belanda. Gedung-gedung tua yang beberapa bagian tembok dan catnya telah mengelupas dimakan usia itu menjadi saksi bisu kejayaan Kota Tua Ampenan puluhan tahun silam.
Menurut catatan sejarah Kota tua Ampenan dibangun sejak tahun 1924 oleh Belanda untuk mengimbangi kerajaan-kerajaan yang ada di Pulau Bali. Kota tua Ampenan yang kini masuk wilayah Kota Mataram itu merupakan satu dari 16 kota tua yang masuk data Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai kota pusaka dengan klaster B. Puluhan tahun silam Kota Kota Tua Ampenan menjadi salah satu pusat perekonomian di Pulau Lombok. Ampenan kala itu menjadi pusat perdangan dan salah satu pelabuhan ekspor ternak yang cukup sibuk. Pada perkembangan selanjutnya pelabuhan Ampenan sebagai pemberangkatan jamaah haji asal Nusa Tenggara Barat yang menggunakan kapal laut untuk menunaikan ibadah haji di Mekah. Namun, setelah pelabuhan laut ini dipindahkan ke Lembar, Kabupaten Lombok Barat karena alasan keamanan. Aktivitas di pelabuhan peninggalan Belanda itu kemudian sepi.
Sejatinya perjalanan panjang Kota Tua Ampenan tersurat dalam guratan sejarah kehidupan masyarakat di Pulau Lombok. Kota Tua Ampenan kini menjadi saksi bisu hiruk pikuk aktivitas perekonomian puluhan tahun silam. Kota Tua Ampenan kini menyisakan bangunan tua yang kusam, namun sarat nilai sejarah yang perlu dilestarikan agar generasi mendatang bisa menikmati kejayaan kota tua ini sebagai pusat perdagangan dan kota pelabuhan.
REVITALISASI
Karena itu Pemerintah Kota Mataram mulai merevitalisasi Pantai Ampenan yang menjadi salah satu bagian dari sejarah kawasan Kota Tua Ampenan. Wakil Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana mengatakan tim revitalisasi Pantai Ampenan sudah selesai, sesuai dengan desain perencanaan yang ada dan tahun ini ditargetkan kegiatan revitalisasi bisa tuntas. Untuk melakukan revitalisasi Pantai Ampenan tahun 2019 mendapatkan dukungan dana dari Pemerintah Provinsi NTB sebesar Rp2,8 miliar khusus untuk penataan kawasan pantai. Penataan kawasan pantai yang dimaksudkan itu adalah penataan zona pedagang kaki lima (PKL) dan ruang publik di bekas Pelabuhan Ampenan.
Kegiatan revitalisasi difokuskan untuk penataan Kota Tua Ampenan termasuk bangunan-bangunan bersejarah yang rusak akibat gempa bumi. Untuk perbaikan bangunan bersejarah di Kota Tua Ampenan udah ada catatan dan acuan dari Jaringan Kota Tua Indonesia tentang bagaimana dan seperti apa bangunan tersebut harus dikembalikan.
Untuk melaksanakan kegiatan penataan kawasan Kota Tua Ampenan tersebut, Pemerintah Kota Mataram sudah tidak ada masalah dengan para pemilik rumah, bahkan pemilik rumah senang karena bangunan mereka akan diperbaiki pemerintah. Bangunan itu kan dikembalikan sesuai dengan bentuk semula agar ciri khas Kota Tua Ampenan tidak hilang.
Akibat bencana gempa bumi yang mengguncang Lombok pada Agustus 2018, sejumlah bangunan ikon Kota Tua Ampenan memang mengalami rusak berat. Beberapa bangunan hingga kini masih disangga menggunakan kayu dan bambu agar tak roboh. Kondisi itu sangat mengkhawatirkan, jika ada gempa susulan sangat mungkin bakal roboh total. Revitalisasi Kota Tua Ampenan membutuhkan dana, terutama untuk perbaikan gendung-gedung tua yang mengalami rusak berat dan rusak ringan akibat gempa beruntun sejak Juli hingga Agustus 2018, Karena itu Pemerintah Kota Mataram mengusulkan bantuan dana sebesar Rp86 miliar untuk kegiatan revitalisasi kawasan Ampenan sebagai bagian dari kota pusaka di daerah ini. Untuk melengkapi keberadaan Kota Tua Ampenan, Pemerintah Kota Mataram akan membangunmuseum bahari di bekas Pelabuhan Pantai Ampenan sebagai salah satu destinasi wisata baru di kota ini.
Aspek yang di revitalisasi :
• Kondisi Fisik Bangunan Tua.
Bangunan tua kota pada kelurahan ampenan tengah kecamatan ampenan merupakan bangunan peninggalan para penjajah kolonial belanda, dimana bangunan ini sudah mencapai kurang lebih puluhan tahun. Kondisi bangunan tua ini sudah banyak material yang sudah lapuk dan sangat kumuh karena tidak berfungsi
• Pola Fisik Bangunan Yua.
Suatu kawasan terlihat indah dan tertata dengan baik apa bila pembangunan dan tekstur bangunan itu sendiri sudah tertata dengan baik. Pola bangunan tua ampenan terbagi dalam dua pola yaitu pola grid dan pola linier dengan mengarah ke jalan
• Kondisi Fisik Jalan.
Dalam perkembangan dan pertumbuhan suatu wilayah, Kondisi Fisik Bangunan mempunyai peran penting dalam membuka peluang bagi potensi-potensi yang berada di wilayah tersebut. Sebagai alat penghubung transportasi dapat memberikan implikasi terhadap perubahan struktur ruang secara mendasar. Kondisi jalan pada kota ampenan sudah cukup bagus, karena kecamatan ampenan ini merupakan daerah jalur transit menuju wisata pantai senggigi, pulau 3 gili, dan lain sebagainya.
• Area Pedestarian (pedestarian ways).
Menurut john fruin (1997) berjalan kaki adalah salah satu alat penggerak kota, satu-satunya alat untuk memenuhi kebutuhan interaksi tatap muka yang ada dalam kehidupan aktivitas kehidupan kota. Jalur pedestarian yang ada pada kecamatan ampenan, sudah tertata dan dijadikan dengan tempat penjualan para pengusaha.
REFERENSI
http://journal.ummat.ac.id/index.php/JPE/article/view/840/pdf https://www.antaranews.com/berita/801767/revitalisasi-kota-tua-ampenan-dan-potensi-wisata-sejarah https://travel.tempo.co/read/1178782/pantainya-direvitalisasi-simak-catatan-sejarah-kota-tua-ampenan https://kecamatanampenan.blogspot.com/2012/06/profil-kecamatan.html https://id.wikipedia.org/wiki/Ampenan,_Mataram